Retnamudiasih.com – Senja yang mulai menghilang dan digantikan malam itu, mengantarkan kami berdua di pelataran parkir toga mas yang terletak di daerah gejayan, tepatnya di selatan setelah perempatan condongcatur kiri jalan. Djendelo Koffie, Pretty Cozy Place To Hang Out. Niatnya memang liat-liat buku sih, sambil mampir ngopi. Sok-sok lihat buku padahal buku yang dibeli minggu lalu belum sempet kebaca. Malas baca, tapi hobi bangets berburu buku. Huhh ! Pencitraan sebagai seorang blogger yang rajin membaca gagal total !

Alhasil kami berdua sama sekali tidak melihat barisan buku yang tersusun rapi di rak-rak toga mas, tapi kami langsung naik di second floornya, yaitu Djendelo koffie, terakhir kesini dulu udah lama banget sih, kira-kira satu abad yang lalu, jaman dimana perabadaban hindu dan budha belum di dirikan. Kami (saya dan temen kampus) sering main kesini sekedar duduk ngopi sambil wifi-an ngerjain tugas kampus, walau pada akhirnya banyak becandanya daripada nyentuh tugasnya..ahahhaha

Setapak demi setapak, saya melangkah menuju tempat duduk berada diujung kanan pagung, kebetulan juga masih kosong. Tidak banyak yang berubah ditempat ini, suasanya masih serba jadul, deretan kursi rotan, hiasan wayang, sepeda jaman dahulu, menu menggunakan papan tulis, wifia-an..ahhhh aaahh.. I miss this place..wanna be there right now.. andai saya punya pintu ajaib doraemon ya dan kembali bersama teman2 di masa itu, hehehe…

Ada juga deretan di koridor yang menggunakan desain kursi modern, lesehan disayap kanan panggung yang sering
dipake acara pameran foto, lukisan, berkumpulnya para comic di jogja, bahkan acara bedah buku sekalipun. Dulu.. baru baca sekilas tentang tempat ini aja udah kebayang gimana pewenya, dan ternyata setelah saya berkunjung kesana tepat duatahun lalu, seneng banget ternyata tempatnya sesuai dengan ekspektasi saya 😀

Throwback, pernah baca novel karya Bernard Batubara? yang menceritakan mengenai sebuah tempat, satu mini kafe bernuansa kayu sederhana, yang kental dengan suasana tempoe doeloe, yang berada di salah satu toko buku di Jogja. Ya disini nih.

Tak lama setelah kami duduk, ada mbak pelayan yang datang menghampiri kami sambil bawa buku menu. Setelah menu itu saya terima, lalu ku buka lembar demi lembar daftar menu tersebut. Satu hal yang menurut saya sangat unik disini adalah nama menu-menu nya yang ditulis dengan ejaan jaman doeleoe serta menggunakan nama yang barangkali kalau belum pernah kesini, akan terasa asing ketika membacanya.

Variasi menu minuman dengan nama yang unik bisa ditemukan disini, seperti ini nih yang bikin melonggo :

• Randjang yang ternoda
• Akibat pergaulan bebas
• Goena – goena istri moeda

Itu apa cobak? bikin saya mengangga. judul novel ya? atau malah judul film jaman doelo..hahaha. Bukan, ternyata itu nama minuman yang ada di salah satu menu djendelo koffie. Kalau tidak salah itu nama minuman berdasar bahan sari buah mangga atau jeruk. Saking susahnya mengeja tulisan-tulisan yang ada di menu, saya pun cuma bolak balik menu.

Hingga akhirnya saya pesan minuman : Manunggaling rasa tiga radja (10k) Es krim 3 rasa coklat, vanilla, strobery
Bertemu lagi sama ice cream coklat bertaboer choco chip yang soedah koerinduekan soejak lama *halah lebay.
Dan satu lagi : doerno munggah kadji (12k) ice coffe with vanila ice cream. Nikmat !!

Djendelo koffie menyediakan menu minuman kopi dan coklat yang rasanya mantappp. Dengan harga yang terjangkau di bandrol mulai dari 10k, cocok untuk yang suka hangout bareng! Nice place to hang out and waiting for your friends while they’re shopping for books.

Location
Djendelo Koffie
Lt. 2 Toko Buku Togamas
Jl. Gejayan / Affandi No. 3 Yogyakarta

Opening Hours
12:00 – 23:00 WIB