Retnamudiasih.com – Saat ini Masyarakat dihimbau untuk tidak mudik di tengah situasi pandemi Corona atau Covid-19. Sebab mudik dinilai bisa menyebabkan meluasnya Covid-19 ke daerah tujuan. Seperti yang sudah dinyatakan dalam pidato Pak Jokowi selasa (21/4) Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melarang mudik lebaran 2020 di tengah pandemi virus corona (covid-19). Pelarangan mudik ini untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. “Hari ini saya ingin sampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kita larang,” kata Jokowi saat membuka Rapat Terbatas melalui video conference di Istana Merdeka.
Sedih memang, puasa ramadhan tahun ini diselimuti musibah akibat virus corona yang memang sudah masuk ke Indonesia beberapa bulan yang lalu. Yang bikin sedih lagi bagi kami anak rantau yang hanya bisa mudik 2 tahun sekali tidak bisa mudik lebaran kali ini. Mau tidak mau kita harus saling menahan rindu untuk saling bertemu. Ya daripada bisa mudik tapi dijalan kita terkena virus corona. Belum lagi di Kampung halaman terdapat orang tua dan anak kecil yang bisa lebih rentan terkena virus. Untung masih bisa video call, tapi yaa tetep aj rasanya ada yang kurang. Gak papa deh sabar dulu semoga pandemi ini segera berakhir. Mari kita bantu upaya-upaya pemerintah memutus rantai penyebaran virus corona salah satunya dengan tidak mudik.
**
Another story.. Akhirnya tahun ini memutuskan untuk tidak mudik meski sudah beli tiket PP. Jadi tiket pesawat yang sudah saya booking beberapa bulan lalu saat belum pandemi, akhirnya saya batalkan / refund. Kebetulan juga beberapa hari yang lalu Saya demam, pilek flu. SIapa sih yang nggak parno kalau kena flu. Jangankan Saya perawat-perawat di Rumah Sakit aj kalau tahu pasien flu sudah waspada.
Penyakit coronavirus (COVID-19) memiliki ciri-ciri berupa gejala ringan seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Gejala lain yang lebih serius bagi sebagian orang dan dapat menyebabkan pneumonia atau sesak napas.
Dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Orang-orang lanjut usia dan yang memiliki resiko tinggi (seperti asma, diabetes, atau penyakit jantung), lebih rentan untuk mengalami gejala yang berat.
Gejala infeksi virus berupa:
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Batuk
- Demam
- Sesak nafas (pada kasus yang lebih serius)
Adanya karantina wilayah di tempat saya membuat Saya malas untuk keluar rumah apalagi di masa-masa seperti ini selain urgent banget, saya memilih dirumah aj agar tidak terkena virus corona yang semakin hari semakin merajalela. Jangankan di kota-kota besar, menurut berita di Jogja saja sudah banyak yang berstatus odp, bahkan ada juga yang meninggal dalam berbagai kasus.
**
Demi memutus rantai penyebaran virus corona. Saat Saya merasa badan kurang fit, dan butuh obat maka yang Saya lakukan dirumah adalah beristirahat yang cukup, jaga kebersihan, serta yang terpenting adalah mengkonsultasikan kesehatan kita pada ahlinya, dalam hal ini tentunya dokter selagi sakit masih belum urgent sekali. Untungnya, saat itu saya teringat pada salah satu platform aplikasi konsultasi dokter digital, Halodoc. Seketika, saya langsung download dan install aplikasi tersebut di smartphone saya. Halodoc selain dapat diakses melalui aplikasi (android atau iOS), juga dapat melalui aplikasi web, dan website. Halodoc adalah platform kesehatan digital terkemuka di Indonesia.
Tak hanya itu, masyarakat yang tinggal di tengah kota besar pun masih menemui masalah saat harus pergi ke rumah sakit atau dokter. Sebab, butuh waktu yang panjang karena kemacetan di jalan, antrian panjang di meja administrasi rumah sakit belum lagi menunggu giliran masuk ruang dokter dan antri di apotik. Tujuan Halodoc ini menyederhanakan akses kesehatan, simplifying healthcare. Pasien bisa dengan mudah berhubungan dengan dokter lewat smartphone.
Jadi, jangan pada mudik dulu ya gaes demi memutus rantai penyebaran virus corona. Tetap stay dulu dirumah, jaga kesehatan, dan jika terasa badan mengalamai gejala-gejala seperti diatas segera konsultasikan ke Halodoc.