Retnamudiasih.com – Baru-baru ini di twitter rame sekali bertebaran #suratdaripraha.Saya pikir film surat dari praha adalah sebuah film yang di angkat dari novel dengan judul yang sama, tapi ternyata berbeda. Hanya sama judulnya saja. Nah surat dari praha yang saya maksud ini adalah sebuah film bergenre drama yang bakal tayang pada tanggal 28 Februari 2016 mendatang. Berlatar di Kota Praha Ibukota republik ceko. Film surat dari praha menceritakan tentang sebuah Kisah Cinta Yang Tersisa Pada Tahun 1965.
Menurut trailer yang saya tonton sebelumnya. Dalam film tersebut banyak disuguhkan adegan Jaya bersama Laras awalnya saya pikir ini adalah sebuah film yang menceritakan perjalanan seorang ayah yang lama terpisah dengan putrinya. Rupanya bukan. Oke sebelum saya lanjutkan review filmnya, akan saya perkenalkan para pemainnya terlebih dahulu.
Ada kakak saya yang paling cantik Jullie Estelle, next om dari saudara jauh Tio Pakusadewo, Bibiknya bibi dari nyokap trus masi ada hubungan darah juga am om jauh yaitu Widyawati sofyan, lalu Kak Rio Dewanto, senior saya waktu kuliah sekaligus tetangga *tetanggaduniamaya, dan yang gak kalah cakepnya nih, Chiko Jericco *bacamantan, mantan yang terlupakan, haishhhh ngaco 😀

Film surat dari praha ini terinspirasi dari kisah kehidupan para pelajar Indonesia di Praha yang tidak bisa kembali akibat perubahan situasi politik dalam negeri tahun 1966. Secara samar, film tersebut mengungkapkan tentang pembantaian masa lalu yang membuka kekuasaan Orde Baru dan Suharto. Lebih jauh lagi, diungkap pula kehidupan para eksil dan penyintas korban 65 yang tidak diizinkan kembali ke negaranya karena berideologi komunis maupun nasionalis pendukung Sukarno. Hidup mereka yang kesepian di negeri orang dan sering berkumpul bersama membicarakan politik.
Dikisahkan dalam film surat dari praha, Jaya (Tio Pakusadewo) adalah seorang mahasiswa ikatan dinas dari Indonesia yang tinggal di Praha, dan tak bisa pulang akibat kejadian 1965 di kampung halamannya. Bertahun-tahun ia menjadi stateless, atau tanpa kewarganegaraan. Ia bertahan hidup tanpa siapa-siapa.
Sementara larasati (Julie Estelle) sendiri adalah seorang gadis yang dibesarkan di tengah keluarga yang sama sekali tidak harmonis, namun terpaksa memenuhi wasiat terakhir ibunya, Sulastri (Widyawati Sofyan) untuk mengantarkan sepucuk surat serta sebuah kota miliknya untuk Jaya di Praha.
Kenapa harus Jaya? Jaya adalah mantan tunangan ibunya, seseorang yang gagal memenuhi janji untuk kembali puluhan tahun silam akibat perubahan situasi politik yang terjadi pada tahun 1965. Dimana dia juga telah meninggalkan banyak hal hal. Keluarga, politik, tak terkecuali mimpi-mimpinya. Namun demikian dia telah mengiklaskan hidupnya. Berbeda dengan Larasati yang malah menuding Jaya dan surat-surat yang pernah dikirimnya sebagai penyebab ketidakharmonisan keluarganya, situasi yang membawa akibat buruk bagi hidupnya.
Nah, dari situasi dan kondisi ketidakharmonisan itu apakah larasati mampu kembali percaya bahwa cinta sejati itu ada? dapatkah Jaya menjalani sisa hidupnya tanpa rasa bersalah? film yang menyuguhkan romantisme yang tersisa dari 1965 ini emang bagus dan layak di tonton. siap-siap tunggu 28 Februari ya guys!
Ada satu kata yang saya kutip dari trailer Surat dari Praha, seperti kata Jaya “Politik berubah, kekuasaan berubah, ilmu pengetahuan berubah. Hanya cinta dan musik yang tidak pernah berubah.” saya sepakat 🙂
aku sebenarnya tertarik menonton film ini,
eh rasanya saya besok sore mau nonton film nya decaprio yang baru 🙂
film apaan mas judulnya?