Retnamudiasih.com – Siang itu langit berwarna biru dan putih, sayang sekali jika hal tersebut dilewatkan untuk tidak hunting foto, ya hunting foto merupakan salah satu hobi baru bagi saya saat ini, meski hanya seorang fotografer amatiran tapi saya suka sekali memotret spotunik sudut kota Jogja ini. Ada salah satu spot menarik yang sering menyita perhatian saya ketika melintas di sekitaran Jalan Laksda Adisucipto, tepatnya di tepi barat sungai gajah wong. Sebuah museum dengan bentuk yang sangat unik milik seorang Pelukis terkenal.
Dalam kiprahnya sendiri beliau adalah merupakan sosok yang gigih dalam perjuangannya mengembangkan dan mengangkat derajat seni lukis Indonesia. Ngomong-ngomong berapa sih harga tiket masuk galeri sang maestro Di Musium Affandi ini?

Museum Affandi adalah sebuah museum yang berisi karya-karya lukisan sang maestro bernama Affandi, ada sekitar 300 lukisan dipajang di museum tersebut.
Museum Affandi didirikan pada tahun 1974 oleh Affandi. Sebenarnya museum tersebut sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1962, namun baru diresmikan tahun 1974 oleh Prof Ida Bagus Mantra, Direktur Kebudayaan Umum saat itu. Di kompleks seluas 3.500 meter persegi ini terdapat 3 buah galeri, satu tempat pembelian tiket, serta 2 studio dan bangunan rumah tinggal Affandi beserta keluarganya yang saat ini digunakan sebagai kafe.

Perjalanan kami menuju Museum Affandi adalah untuk pertama kalinya, sebenarnya saya memang jarang banget berwisata ke Museum, entah kenapa museum itu menurut saya merupakan tempat yang agak horor, maka dari itu saya tidak berani kalau harus hunting foto ke museum sendirian. Tapi nyatanya saya salah, bahwa tidak semua musium horor lohh seperti apa yang saya bayangkan dulu.
Museum Affandi buka setiap hari dari pukul 09.00 – 16.00 WIB kecuali hari libur nasional. Tiket masuk untuk wisatawan domestik Rp 20.000,- (free softdrink / icecream) dan wisatawan mancanegara Rp 50.000,- (free softdrink & souvenir)
Siang itu setelah parkir mobil, saya menuju loket pembelian tiket untuk 4 orang serta 2 kamera. Total @20.000/orang, @20.000/kamera, kami berempat total menjadi 120.000. Setelah mendapatkan tiket masuk museum, kami di arahkan oleh mas-mas pengelola museum untuk menuju galeri 1.

Welcome Galeri 1 :

Masuk ke galeri 1, kami disambut ramah oleh bapak-bapak setengah baya dengan senyuman mengembang dibibirnya, sambil berucap mari mbak silahkan, oya sudah bawa tiket untuk kamera ya, sudah pak jawab saya, lalu kami dipandu untuk melihat beberapa lukisan karya Affandi. Di Galeri 1 kita dapat menyaksikan semua lukisan dari awal hingga tahun terakhir beliau melukis selama hidupnya. Lukisan tersebut berupa sketsa-sketsa di atas kertas, lukisan cat, pastel, serta minyak diatas kanvas.

Selain itu terdapat 2 buah patung potret diri yang terbuat dari tanah liat dan semen, serta sebuah reproduksi patung karyanya berupa potret diri bersama putrinya, Kartika, yang aslinya menjadi koleksi Taman Siswa Jakarta. Diujung galeri 1 juga terdapat sebuah mobil tua berwarna kuning Col Gallant tahun 1976 serta 2 sepeda onthel serta sejumlah reproduksi di atas kanvas dan kertas.
Ada banyak lukisan dimana Maryati dan Kartika yang menjadi modelnya. Ada pula lukisan Maryati sedang telanjang bulat tetapi dari belakang. Lukisan itu dibuat ketika Affandi ingin belajar melukis anatomi tubuh tapi belum sanggup membayar model. Maryati kemudian menyanggupi namun karena merasa malu, hanya mau dilukis bagian belakangnya saja.

Tepat berada disisi tengah galeri ini, ada sebuah almari kaca milik Affandi yang berisi penghargaan di Asia dan Eropa serta celana milik Affandi (Affandi memiliki kebiasaan mengelap tangannya sehabis melukis ke celana sehingga celanannya warna-warni), kuat, cat, ember dll. Diantara penghargaan Affandi tersebut diantaranya adalah Doctor Honoris Causa dari National University of Singapura pada tahun 1977 dan Bintang Maha Jasa Utama dari Pemerintah RI pada tahun 1978.hadiah perdamaian The Dag Hammarskjoeld Prize pada tahun 1977 dari Italia. Ahh benar-benar keren.

Seluruh lukisan di Galeri I adalah lukisan yang menceritakan sejarah hidup Affandi dan keluarganya. Oleh karena itu tak ada satupun lukisan di Galeri I yang dijual.

Puas berkeliling galeri 1, kamipun melanjutkan perjalanan ke galeri 2. Namun di tengah-tengah galeri 1 dan 2 tersebut saya melihat sebuah makam, karena penasaran akhirnya saya hampiri dan melihatnya, rupanya inilah makam Affandi dan istrinya, maryati.
Welcome Galeri 2 :

Masuk ke galeri 2 tidak seramai galeri 1, ketika saya masuk ada bebrapa mas-mas pengelola yang sedang memperbaiki ruangan dan memindahkan barang-barang, namun hal tersebut sama sekali tidak menganggu saya mengambil beberapa foto.
Galeri II yang berisi lukisan Affandi dan pelukis lain seperti Basuki Abdullah, Popo Iskandar, Hendra, Rusli, Fajar Sidik dll. Lukisan di galeri ini dijual untuk umum. Sempat saya bertanya iseng-iseng harga lukisan di galeri II kepada mbaknya yang jaga waktu itu. Kira-kira berapa harga satu lukisan itu? kisaran harganya 3 miliar hingga puluhan miliar. Iya, miliar bro! Satu lukisan udah bisa beli berapa rumah ya kira-kira? bisa buat mandi kali ya uangnya..Hahaha.
Welcome Galeri 3 :

Bereda dengan galeri 1 & 2, di galeri 3 terdapat meja dan kusi yang ditata rapi dengan LCD TV yang memutar video dengan durasi 45 menit. Video itu dibuat dalam bahasa Inggris dengan subtitle bahasa Belanda. Saya rasa video itu dibuat tahun 80-an sebelum Affandi wafat pada tahun 1990.
Dalam video itu, diperlihatkan Affandi sedang melukis barong di Bali dan melukis di Parangtritis. Dibantu oleh beberapa asisten, Affandi terlihat sangat luwes memainkan tangannya di atas kanvas. Ya, Affandi memang lebih suka menumpahkan cat ke atas kanvas lalu tangannya sendiri menari-nari membentuk gambar yang beliau inginkan.
Cukup lama saya duduk dan menonton video Affandi tersebut, meski menggunakan bahasa inggris, saya sebagai orang korea paham maksudnya, ada kata-kata yang membuat saya terharu ketika menonton video itu. Dalam satu sesi, Affandi berkata seperti ini…
“Maryati is my one and only, I love her from the deepest of my heart. She’s my wife and my forever love” kemudian terlihat Afandi dan Maryati yang sudah lanjut usia saling tertawa dan berangkulan mesra, saya sebagai seorang perempuan langsung terharu dan meleleh.
Siapa sih perempuan yang tidak bahagia jika dicintai sebegitu dalamnya oleh seorang lelaki, bahkan hingga Ia sudah kehilangan daya tarik fisik, ketika keriput sudah tak bisa dihindari. Maryati benar-benar beruntung memiliki seorang suami seperti Affandi.
Selain itu di galeri III akan banyak kita temui lukisan karya Maryati dan Kartika serta Rubiyem, istri kedua Affandi. Tak kalah keren dengan lukisan Affandi, beberapa beberapa lukisan dengan teknik sulam. Sedangkan Kartika, putri semata wayang Affandi memiliki selera yang mirip dengan Bapaknya. Ada beberapa lukisan yang menurutku seperti coretan ngasal tetapi setelah diperhatikan seksama, ternyata bermakna dalam.

Selain ketiga galeri tersebut, ada gerobak sapi di sebelah kafe, tepatnya di utara pas, gerobah tersebut adalah kamar untuk Maryati yang dibuat oleh Affandi yang saat ini difungsikan sebagai Mushola. Bentuknya sangat unik, dahulu gerobak tersebut digunakan Maryati sebagai tempat menyulam dan istirahat siang. Ada lagi di sebelah selatan kafe studio Gajah Wong yang digunakan untuk berlatih melukis untuk anak-anak.


Jika sudah puas berkeliling, kita bisa bersantai di Kafe Loteng. Setiap pengunjung bisa menukarkan tiket masuk dengan sebotol minuman dingin atau es krim. Saya memilih softdrink.

Yang membuat saya mengagumi sosok Affandi adalah, beliau merupakan seorang sosok yang bersahaja dan sederhana dimana dalam kesehariannya hanya sering menggenakan kaos putih yang kadang sobek sana sini dan memakai sarung saja sambil menghisap pipa rokok yang selalu menjadii temannya. Affandi juga sering terlihat berjalan kaki dan nongkrong di warung depan pinggir jalan sehingga banyak yang tidak menduga bahwa Affandi seorang sosok pelukis yang terkenal di dunia.
Kalau teman-teman ingin ke Musium Affandi, lokasinya berada di Jalan Laksda Adisucipto 167. Jogjakarta. Kalau mau tanya-tanya dulu juga boleh hubungi mereka di (+62) 274-562593 atau via email di affandimuseum@yahoo.com atau buka langsung website nya di sini.
Selamat menikmati museum Affandi 🙂
Saya tertarik dengan artikel yang ada di website anda.
Saya juga mempunyai jurnal yang sejenis yang bisa anda kunjungi di Pariwisata Indonesia
Terima ksh sdh mampir kak 😀
kak ini masuk ke museum affandi kalo naik mobil lewat mana ya, aku liat museum ini dr depan kok gerbang masuknya kecil gitu yaa hehehe
Bisa ko lewat gerbangnya itu langsung, waktu itu saya jg kesana pake mobil. Selain mobil bs masuk, parkiran di dalam juga terbilang luas. cukup untuk mobil dan motor 🙂