Ceritaku

Menghayati Arti Mahar Dalam Sebuah Pernikahan

Tujuan mahar dalam islam perlu kita ketahui bahwa mahar hanyalah sebuah media, bukan sebuah tujuan utama. Mari Menghayati Arti Mahar Dalam Sebuah Pernikahan

Menghayati Arti Mahar Dalam Sebuah Pernikahan

Retnamudiasih.com – Wuwaaaa…akhirnya menjamah laptop kembali setelah beberapa hari, minggu, bahkan hampir sebulan saya hiatus karena adanya kesibukan yang tak dapat diduakan dengan apapun (kecuali urusan dengan Tuhan) termasuk menulis, ya saya sedang sibuk mempersiapkan rencana pernikahan yang digelar pada tanggal 10 April 2016 lalu, terlebih karena saya seorang gadis Jawa, maka banyak sekali rentetan hal yang harus dipersiapkan menjelang hari-H, salah satunya adalah mempersiapkan seserahan/hantaran termasuk mahar.


Memang betul jika kalian berfikir bahwa mahar/seserahan tersebut diberikan oleh pihak laki-laki, tetapi sebagai seorang calon mempelai wanita, tentu saya tidak akan membiarkan calon suami saya mempersiapkan hal tersebut sendirian, karena prinsip kita berat sama dipikul ringan sama dijinjing, maka kami mempersiapkan berdua. Yang menarik bagi saya adalah sebuah prosesnya, proses dimana kita mencari barang ini itu, mencari bentuk mahar yang unik. Ngomong-ngomong tentang mahar? apakah kalian tahu arti/makna dalam sebuah pernikahan? Jika jawabannya tidak? mari saya ajak menghayati arti dari mahar tersebut 🙂

Mahar adalah sesuatu pemberian suami atas permintaan istrinya, dan merupakan syarat sah pernikahan. Mahar tidak memiliki ketentuan harus dalam bentuk apa dan berapa jumlahnya, tetapi ada ajaran dari Rasulullah SAW yang menganjurkan untuk tidak berlebihan dalam menentukan mahar, karena dikhawatirkan akan memberatkan calon suami.

Definisi Mahar

Mahar adalah hak murni wanita, dan dalam perkawinan harus ada pemberian harta dari pihak laki-laki terhadap wanita sebagai mahar, adapun jenis dan kadar mahar berbeda-beda sesuai dengan kemampuan.

Baca Juga  Tips Menulis ala Stephen King, Menulislah Untuk Dirimu Sendiri

Bentuk atau kadar mahar dalam proses pernikahan, dan keumuman di kalangan kita mahar itu lebih sering disebut dengan ‘maskawin’, dikarenakan keumuman mahar yang sering diberikan adalah sesuatu yang terbuat dari emas, seperti cincin, gelang atau kalung, sehingga disebutlah ‘maskawin yang artinya emas untuk kawin’, akan tetapi istilah ‘maskawin’ untuk sekarang ini menjadi salah kaprah, disebabkan banyak orang yang memberikan ‘maskawin’ berupa seperangkat alat untuk shalat atau berupa uang, sehingga arti dan maksud ‘maskawin’ menjadi tidak relevan dan tidak nyambung lagi. Untuk itu, hendaknya kita yang sudah paham mengembalikan istilah ‘maskawin’ kepada nama yang sebenarnya yaitu ‘Mahar’.

Tujuan mahar dalam islam perlu kita ketahui bahwa mahar hanyalah sebuah media, bukanlah sebuah tujuan utama. Tujuan menikah dalam islam bukanlah sarana untuk mencari mahar yang mahal ataupun besar. Mahar atau mas kawin juga bukanlah hal yang untuk dipamerkan pada khalayak. Mahar bertujuan untuk memuliakan wanita.

Mahar juga dibayarkan sebagai tanda ‘dibelinya’ sebuah cinta suci. Oleh sebab itu pemberian mahar tersebut juga harus dengan ikhlas dan tulus serta benar-benar diniatka untuk memuliakan seorang wanita sebagaimana disebutkan dalam QS.Annisa ayat 4. Mahar atau mas kawin, nantinya diberikan kepada istri menjadi hak istri sepenuhnya.

“Berikanlah mahar (mas kawin) pada wanita yang kamu nikahi sebagai sebuah pemberian dengan penuh kerelaan….” (QS Annisa : 4)

memaknai_arti_mahar_dalam_sebuah_pernikahan
Mahar yang diberikan suami saya ketika acara akad nikah, berupa bunga dalam figura putih, sesuai dengan tanggal akad kami 10 April 2016..Terima kasih suamikuu 😀

Jika kita menghayati arti mahar dalam sebuah pernikahan yang sesungguhnya mengandung makna sangat mendalam dan tidak sekadar mengukur materialnya. Kesungguhan mempelai pria dalam memberikan peningset (dalam kemampuannya) menyiratkan penghargaannya yang tinggi kepada calon mempelai wanita dan juga kedua orang tuanya. Orang tua mempelai wanita juga akan mendapatkan kesan mendalam, betapa calon mantunya berupaya memberikan penghargaan yang tinggi terhadap anaknya, dalam ketulusan dan wujud terbaik yang bisa diusahakan calon mantunya. Kesan pertama yang setidaknya dapat memberikan kepercayaan bahwa anak gadisnya nanti akan diperlakukan dengan baik.

Baca Juga  Ramadhanku di Johor Bahru

Tagged , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *