Retnamudiasih.com – Rasanya Kontraksi Saat Akan Melahirkan, Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya. Gimana rasanya kontraksi saat akan melahirkan dan bagaimana cara mengatasinya? Pertanyaan tersebut kerap kali mampir pada saya setelah beberapa bulan yang lalu saya sendiri merasakannya. Awalnya dulu saya juga penasaran bagaimana rasanya kontraksi menjelang persalinan.
Kontraksi sebenarnya tidak hanya terjadi pada saat mendekati persalinan. Pada saat hamil, dinding rahim yang membesar seiring pertumbuhan janin lebih peka terhadap rangsangan. Terkadang, gerakan yang tiba-tiba dilakukan oleh perempuan hamil juga dapat menyebabkan kontraksi dinding rahim. Nah pada dasarnya saat akan melahirkan kita akan mengalami kontraksi, lalu apa saja ciri-ciri kontraksi tersebut?
Seperti Apa Rasanya Kontraksi?
Khusus bagi ibu muda, mungkin masih kebingungan untuk membedakan ciri-ciri kontraksi. Tak jarang juga ada yang panik karena merasakan kontraksi saat hamil muda. Ibu hamil akan merasakan kram dan nyeri sebelum merasakan kontraksi. Kram ini memang mirip dengan kram saat kita menstruasi. Kontraksi yang sebenarnya memiliki pola yang teratur. Makin lama makin sering dan makin lama.
Kontraksi persalinan memang akan terasa sakit, dan rasa sakitnya akan terasa semakin kuat ketika pembukaan semakin membesar. Masalahnya, waktu yang dibutuhkan mulai dari pembukaan 1 hingga 10 biasanya membutuhkan waktu yang lama. Tahap ini bisa berlangsung maksimal 20 jam pada Ibu yang baru mengalami kehamilan pertama! Padahal Ibu harus menyimpan energi untuk tahap persalinan berikutnya, yaitu tahap mengejan atau mendorong bayi. Tahap kontraksi jelas tak boleh menghabiskan energi.
* * *
Berikut ini beberapa ciri-ciri kontraksi yang terjadi menjelang proses melahirkan :
1. Intensitas Kontraksi Berangsur Semakin Kuat
Intensitas kontraksi persalinan akan terus bertambah kuat dengan semakin dekatnya waktu persalinan. Rasa sakit bahkan tidak akan berkurang walaupun kita sudah mengubah posisi atau melakukan aktivitas apa pun. Lama kontraksi sendiri masing-masing orang berbeda. Ada yang cepat dan juga ada yang lama.
2. Kontraksi Semakin Sering dan Semakin Lama
Awalnya kontraksi terjadi dengan durasi sekitar 30-45 detik dan jarak antarkontraksi sekitar 5-30 menit. Semakin besar pembukaan, kontraksi akan terasa semakin kuat dengan frekuensi semakin sering dan durasi lebih lama, sekitar 45-60 detik dan jarak antarkontraksi 3-5 menit.
3. Rasa Sakit Pada Punggung Bagian Bawah
Pada awal proses persalinan, janin yang bergeser akan mulai menekan tulang belakang. Oleh sebab itu, awalnya kontraksi akan terasa pada bagian punggung bawah, lalu menyebar hingga perut bagian bawah. Beberapa wanita bahkan mengatakan rasa sakit saat kontraksi dirasakan pula hingga ke pinggang dan paha.
4. Terdapat Bercak Darah
Pada sebagian Ibu hamil yang akan melahirkan saat kontraksi persalinan bisa dibarengi dengan bercak darah dari vagina. Ketika rahim mulai membuka, gumpalan lendir lengket pada dinding rahim akan keluar bercampur darah. Hal tersebut menjadi salah satu tanda bahwa akan segera menjalani proses persalinan.
5. Pecah Ketuban
Pada 15 persen proses persalinan, kontraksi dibarengi dengan ketuban yang pecah. Bisa jadi juga ketuban Ibu paru pecah selama proses persalinan atau dipecahkan oleh dokter. Namun, kalau kontraksi yang Ibu rasakan dibarengi dengan ketuban yang pecah, bisa dipastikan kontraksi yang di rasakan adalah kontraksi yang sebenarnya.
* * *
Memang tidak banyak yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi rasa sakit yang di rasakan. Ibu bisa mencoba melakukan beberapa hal berikut untuk membantu mengurangi rasa kontraksi tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Teknik Pernapasan
Teknik pernapasan saat persalinan biasanya dipelajari di kelas prenatal yang bisa Kita ikuti sejak semester ke-2. Selain mengatasi kontraksi persalinan, teknik pernapasan juga memastikan janin mendapatkan oksigen yang cukup. Ini menjadikan tubuh tetap mendapatkan aliran darah dan pasokan nutrisi yang dibutuhkan.
2. Rileks
Dengan membaca buku, mendengarkan musik, menonton TV, atau aktivitas lain yang akan membuat Kita merasa rileks akan melepaskan hormon endorfin yang membantu mengurangi rasa sakit.
3. Oksigen
Saat intensitas rasa sakit semakin kuat, dokter biasanya akan memberikan Kita tambahan oksigen agar persalinan berjalan dengan lancar. Bila mendapatkan oksigen cukup, maka Kita akan bisa mendapatkan energi yang cukup pula untuk menjalani proses persalinan.
4. Mengubah Posisi
Ada beberapa posisi yang bisa membuat Kita merasa lebih nyaman sekaligus membantu proses persalinan. Dengan mencoba berdiri atau menggerakkan pinggul untuk membantu bayi bergerak ke bawah. Ibu juga bisa memperlebar jalan keluar bayi dengan cara berlutut dengan salah satu kaki diangkat dan telapak tangan menempel pada lantai.
Tidur menyamping atau menungging juga bisa di coba. Hindari posisi telentang yang akan membuat kontraksi terasa lebih lama dan menyakitkan.
5. Pijatan
Pijatan ini sangat membantu saat kita hendak melakukan persalinan, selain bisa lebih rileks dan membantu tubuh melepaskan hormon endorfin, juga akan mengurangi rasa sakit terlebih dibagian paha. Mintalah suami atau pendamping Kita saat melahirkan untuk memijat bagian bawah punggung atau bagian bahu untuk mengurangi rasa sakit. Pijatan juga membuat Bunda merasa rileks .
Agar lebih aman, pastikan kepada dokter kandungan atau bidan, apakah daerah tubuh yang boleh dipijat tanpa menghambat atau membahayakan proses persalinan.