Uncategorized

Rekam Jejak & Revolusi Mental Presiden Jokowi

Retnamudiasih.com – Pria kelahiran Solo, 21 Juni 1961 itu memulai karier politiknya dengan menjadi Wali Kota Solo, Jawa Tengah, pada 2005, dengan diusung PDI Perjuangan. Lima tahun kemudian, dia kembali terpilih sebagai wali kota dengan perolehan suara lebih dari 90%.  Sebelum pada akhirnya menjabat sebagai Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo atau lebih dikenal dengan sebutan Bapak Jokowi lebih dulu memulai kariernya sebagai seorang pengusaha furnitur. Di kampung halamannya, Solo, ia bergulat jatuh bangun mengembangkan bisnis tersebut. Mulai dari mencari modal hingga mengurus karyawan.

Semasa kuliah, tekadnya untuk mendirikan bisnis furnitur semakin bulat. Bahkan bukan tanpa hambatan, Jokowi mengaku sembilan tahun berbisnis, ia belum melihat adanya tanda-tanda keberhasilan. Namun kegigihannya itu akhirnya membuahkan hasil. Kini furnitur kayu bikinan Jokowi siap bersaing di mancanegara dan mulai di ekspor ke Eropa hingga Amerika. Ketika kerajaan bisnisnya semakin menggurita dan stabil, Jokowi tergugah hatinya untuk ikut memajukan pembangunan di Kota Solo. Kehidupan politiknya dimulai ketika ia mendirikan sebuah organisasi yang dikhususkan untuk pengusaha mebel dan kerajinan di Solo bernama Asmindo.

***


Dikutip dari akun Facebooknya, Jokowi mengunggah foto ketika dia masih menjadi pengusaha mebel. Jokowi menceritakan sudah 27 tahun menjadi pengusaha mebel dan usaha tersebut hingga kini masih berjalan meski dia sudah menjadi Presiden. “Perusahaan saya mengekspor meubel ke Eropa, Amerika, lalu sekarang banyak juga ke Korea dan Jepang. Jadi saya tahu betul seluk-beluk berusaha,” tulis Jokowi di status Facebooknya, Selasa (19/12).

Jokowi
Sumber gambar : google image

Tahun 2005 ia ikut mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo, keputusannya untuk terjun di dunia politik bukan tanpa halangan. Keinginan tersebut sempat tak didukung oleh istri dan anak-anaknya. Namun keputusannya sudah bulat demi mensejahterakan dan pemerataan pembangunan di kota Solo.

Baca Juga  Homestay : Penginapan Omah Jawi Kaliurang

Jokowi maju dan terpilih menjadi wali kota bersama wakilnya Rudy yang diusung oleh PDI Perjuangan, dengan mengantongi 36,62 persen suara. Setapak demi setapak jalur politik ia lalui, selama dua periode Jokowi terpilih sebagai Wali Kota Solo. Di tengah tugasnya memimpin kota Solo, tahun 2012 Jokowi harus hijrah ke ibu kota untuk maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta bersama wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama atau lebih populer dengan sebutan Ahok.

Tahun 2012 kepopuleran Jokowi semakin melambung, semenjak menjadiGubernur DKI Jakarta kiprah Jokowi sebagai pemimpin banyak mendapatkan perhatian serta dukungan publik. MRT, Kartu Jakarta Sehat (KJS), dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah beberapa kebijakan yang dibuat Jokowi untuk menjadikan Jakarta lebih baik. Dua tahun menjabat sebagai gubernur DKI, tahun 2014 Jokowi diusulkan oleh PDI Perjuangan untuk maju ke pemilihan presiden bersama wakilnya, Jusuf Kalla. Hingga akhirnya Jokowi menang dengan perolehan suara 53,19 persen mengalahkan lawannya Prabowo-Hatta dengan 46,81 persen suara. Karena gaya kepemimpinannya yang membumi, media internasional The New York Times menjulukinya sebagai ‘demokrasi jalanan’.

“Demokrasi bagi saya adalah mendengarkan masyarakat, melaksanakan apa yang mereka inginkan,” kata dia dalam debat pertama yang ditayangkan televisi. “Itu sebabnya kenapa saya pergi ke kampung-kampung, pasar-pasar, bertemu masyarakat di bantaran kali, petani dan nelayan, karena saya ingin mendengarkan apa yang masyarakat inginkan.”

Metode Jokowi untuk dekat dengan masyarakat mempopulerkan istilah blusukan, yaitu kunjungan spontan ke kampung-kampung guna berdialog dengan masyarakat dan melihat aktivitas mereka.

Revolusi mental Jokowi

Jokowi mencetuskan “revolusi mental” – yang merupakan suatu strategi untuk membangun karakter bangsa, yang dapat mencegah dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta sikap intoleran terhadap perbedaan, yang selama ini masih ada dalam budaya Indonesia. Jokowi juga mengatakan dia akan mengimplementasikan e-governance sebagai upaya untuk mengurangi korupsi di birokrasi. Dia mendapatkan dukungan yang besar dari pengguna sosial media di Indonesia.

Baca Juga  Behind The Scene Spotunik di Balik Keindahan Dataran Tinggi Dieng

Jokowi juga menyatakan pembangunan karakter bangsa tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan. Untuk mendukung pengembangan sektor pendidikan dan kesehatan, Jokowi mengatakan akan membuat program Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, seperti yang pernah dilakukan di DKI Jakarta. Satu hal yang menjadi kelemahan Jokowi adalah beliau minim pengalaman memimpin di tingkat nasional dan hubungan internasional.

Halangan lainnya saat Jokowi memerintah, menurut pengamat, ialah sokongan di parlemen. Koalisi Merah Putih di parlemen dinilai amat mungkin menghambat kebijakan-kebijakan penting Jokowi. Meski demikian, titik cerah muncul tatkala Jokowi menemui pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Jakarta, pada 17 Oktober lalu.


Tagged , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *