Retnamudiasih.com – Beberapa waktu lalu, saya dan teman-teman niatan mo arisan, ehh. Tapi ujung-ujungnya melipir kemana-mana. Ngukur jalan sepanjang Jogja-Kaliurang-Parangtritis. Dari jalan solo kami menuju ke barat mencari kitab suci hingga mendarat di sebuah monumen perjuangan jogja kembali atau yang biasa kita sebut sebagai monjali, monumen perjuangan bangsa melawan penjajah zaman kemerdekaan. Penasaran apa aj yang ada didalamnya? yuk intip bareng saia 🙂

Berapa sih memang masuk ke museum-museum gitu? beda-beda, ada yang cuma 10.000an ada yang sampai 20.000an lebih, itu semua kan tergantung kebijaksanaan masing-masing pengelola tempat wisata tersebut. Kalau monumen Jogja kembali sendiri, saya baru-baru ini 10.000,-/orang belum termasuk parkir yaa 🙂

Begini ceritanya? kalian masih ingat dengan pertempuran sengit bangsa indonesia melawan penjajah di kota ini pada zaman kemerdekaan dahulu? nah kalau sudah ingat, monumen jogja kembali ini dibangun sebagai peringatan perjuangan kemerdekaan yang dikenal dengan serangan umum 1 maret 1949.

Yang ingin saya ceritakan disini bukan tentang sejarahnya, kalian pasti udah pada tau kan ya yang namanya museum udah pasti menyimpan banyak cerita dan benda-benda bersejarah. Dulu waktu masih balita, ya engak balita sih tapi masih ingusan dan belum mengenyam pendidikan sering banget saya di ajakin am nyokap, bokap, atau simbah kesini, nah sambil mengelilingi monumen sambil di ceritain sejarah perjuangan masa lalu. Namanya juga masih kecil jadi waktu itu saya lebih tertarik melihat-lihat patung serta gambar-gambar yang dipajang di setiap ruang museum daripada mengubris apa yang dikatakan simbah saya, maafkan cucumu ini mbah 🙂

Jadi kalau dibilang untuk pertama kalinya datang ke monumen jogja kembali, ah saya malah sudah kesekian kali mungkin ya, namun gak tau kenapa saya baru ngeh dan menikmati setiap bentuk, cerita, sejarah, serta diorama museum ini kemarin, lol sekali saya ini.

Saya tau, bahwa museum ini adalah museum sejarah bangsa, tapi karna saya sendiri notabenenya tidak begitu suka ataupun tertarik dengan ceritanya, maka saya kurang begitu bisa bercerita tentang sejarah. Oke, sedikit cerita gambaran tentang museum yang memiliki tinggi 31,8 meter dan memiliki bentuk kerucut ini.

Ngomong-ngomong nih, kalian tau engak kenapa museum ini berbentuk kerucut? karena bentuk tersebut dipilih sebagai lambang sebuah gunung yang identik dengan kesuburan, kurang lebih seperti itu.

Bangunan yang memiliki 3 lantai ini juga saya lihat dikelola dengan baik, kalau kita jalan-jalan dari lantai 1, kita akan menemukan berbagai ruang yang berisi benda-benda bersejarah, perlatan perang jaman dulu, dan beberapa gambar yang dilengkapi dengan cerita.

Sama halnya dengan kerajaan pada jaman dahulu, Monumen ini juga dikelilingi oleh kolam sebagai suatu pertahanan. Monumen ini mempunyai 4 pintu, masing masing pintu membelah kolam sehingga menjadi 4 bagian.

Pintu yang menghadap kebarat dan ketimur merupakan pintu masuk dan keluar lantai satu, dimana lantai ini berisi 4 ruang museum yang memamerkan beberapa koleksi tentang Serangan Oemoem 1Maret, ada tandu Jenderal Sudirman, Seragam Tentara Pelajar juga. Serta beberapa jenis Senjata yang dipergunakan selama mengusir penjajah dari Yogyakarta.

Dari pintu selatan, saya menaiki anak tangga yang membawa saya ke lantai 2, di lantai 2 ini berisi diorama mengelilingi ruangan yang menggambarkan perjuangan melawan penjajah. keluar dari ruang diorama jika kita perhatikan di dinding luar lantai dua ini terdapat beberapa relief yang mengambarkan perjuangan selama kurun waktu 17 Agustus 1945 s/d 28 Desember 1949, dan beberapa gambar lain.

Di lantai 3, akhirnya ku menemukanmu, wahai sang saka merah putih 🙂 lantai ketiga ini berupa ruang hening, dimaksudkan agar tempat ini dijadikan tempat berdoa untuk merenungi Perjuangan para pahlawan dan mendoakan mereka yang telah gugur bagi bangsa dan Negara.

Yang ingin saya sampaikan disini, terkadang mungkin kita memandang, ah cuma museum aj ko bayarnya mahal sih,padahal di dalamnya tidak ada apa-apanya, well. itu salah, tapi hanya untuk sebuah tiket 10.000 saja kenapa engak, relakan saja 10 ribu rupiahmu. Kalau hanya dengan begitu kita setidaknya bisa ikut membantu mengelola museum kebanggaan warga Jogja ini kenapa tidak? sebenarnya banyak hal yang akan menambah wawasan dan pengetahuan kita di dalam museum tersebut jika kita telusuri. Hanya saja mungkin tidak banyak orang yang ingin tau sejarah yang ada dibalik pembuatan museum tersebut.

Kalau kalian tertarik ingin mengunjungi museum ini, berikut informasinya :

Harga tiket : Rp.10.000,- nb kalau wiken bisa sampe 15.000,- | Jam buka : 08.00-16.00 wib | Address: Dusun Jongkang, Sariharjo, Kec. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55284 | Phone:(0274) 868225