Review Buku

Review Buku & Quote : Bukan Pasar Malam by Pramoedya Ananta Toer

Retnamudiasih.com – Novel Pramoedya Ananta Toer yang ini bercerita tentang seorang anak tanpa nama–“aku”–yang harus pulang ke kampung halamannya–Blora–karena ayahnya sakit. Dikisahkan ayahnya ini punya penyakit paru-paru yang menyebabkan dia harus dirawat di rumah sakit.

Selama perjalanan si tokoh aku ini mengalami semacam kegalauan (?) sewaktu berbagai macam kenangan masuk ke dalam pikirannya. Dan ya, intinya novel ini banyak menceritakan tentang pergulatan di dalam diri si tokoh utama. Selain itu, novel ini juga berisi sindiran-sindiran terhadap para pembesar negeri.


Judul Buku: Bukan Pasar Malam
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Penerbit: Lentera Dipantara, Jakarta
Tebal Buku: 106 Halaman
Harga Buku: Rp.95.000,- Hemat Rp. 87.500,-

Sinopsis Bukan Pasar Malam oleh Pramoedya Ananta Toer
Roman ini mengisahkan tentang seorang pemuda revolusi yang kehidupan sehari-harinya memaksakan dirinya untuk melupakan jiwa aslinya sebagai pemuda revolusi. Berawal dari surat yang menyuruhnya untuk segera pulang kerumah dikarenakan ayahnya yang sedang sakit. Dalam perjalanan pulangnya itu, pergolakan batin mulai memenuhi hatinya. Tentang keadaan sekitar yang telah berubah, tentang kenangan-kenangannya dahulu, juga tentang bagaimana keadaan ayahnya yang sedang sakit.

Sesampainya dirumah, hatinya terpaksa terluluhkan oleh keadaan keluarganya, keadaan adik-adiknya, rumahnya, dan keadaan bapaknya tentunya. Jiwa besarnya sebagai pemuda revolusi seketika luluh menghadapi keadaan tersebut. Setiap harinya ia harus menguatkan dirinya melihat keadaan ayahnya yang terbaring sakit di rumah sakit.

Segala pertanyaan tentang keadaan keluarganya setelah ditinggal olehnya ia tanyaka kepada adiknya yang keempat dan kepada pamannya. Pernyataan-pernyataan yang terlontar dari adiknya dan pamannya sesekali membuatnya menangis dan merasa miris. Akan tetapi, dibalik semua itu ia merasa ayahnya adalah sosok yang sangat idealis, nasionalis, dan bertanggung jawab. Hal tersebut dibuktikan melalui kisah dari adiknya, pamannya, tetangganya, dan orang-orang terdekat lainnya.

Baca Juga  Review Buku : Senja, Hujan, & Cerita Yang Telah Usai

Dengan sepenuh hati ia beserta adik-adiknya merawat ayahnya yang sakit. Segala pinta ayahnya mereka turuti untuk kesembuhan ayahnya. Namun, sepertinya takdir lebih kuat dari semua usaha mereka. Ayahnya meninggal dunia menyusul anggota keluarga lainnya yang telah meninggal lebih dahulu. Ayahnya menyisakan kenangan dan sifat-sifat yang tidak bisa ia lupakan, begitupun bagi orang lain. Jiwa besar ayahnya akan terus ia ingat.

Quote Bukan Pasar Malam oleh Pramoedya Ananta Toer
“Bahwa orang yang punya itu banyak menimbulkan kesusahan pada yang tak punya. Dan mereka tak merasai ini.”

“Aku mengeluh. Hatiku tersayat. Aku memang perasa. Dan keluargaku pun terdiri dari makhluk-makhluk perasa.”

“Dan dengan langkah berat pergilah aku meninggalkan rumahsakit itu; rumah tempat orang yang tak bebas mempergunakan tubuh dan hidupnya sendiri.”


Tagged , , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *